Mainan pembawa nikmat 2



Yang menjawab rupanya Linda dengan tanpa ada ingin melepas emutan mulutnya di kontol Ronny hingga suaranya seperti suara orang yang tersumpal, "Mmpphhff.. ki.. fftaa.. kee.. ff 'L" saa.. phhjaa.. disana.. phHPp.. ada hotel mmff.. hotel.. yang asyikk.. mmff.. slrupp."
Saya sebenarnya setuju-setuju saja, tetapi mendadak saja ada pemikiran lain hingga saya protes, "Tidak, deh, oohh.. eyy..," kalimatku berhenti sebab terkejut serta geli oleh gigitan Alvin di puting susuku, "Kembali ke rumahku saja..," lanjutku sekalian masih mengelus-elus kepala Alvin merasa juga kontolnya masih berupaya menyerang keluar-masuk di memekku.

Dengar protesku Linda yang terbenam antara selangkangan Ronny mendadak bangun, "Bener nih?"

"Serius, kita kembali ke rumahku saja.." jawabku tegas.

Ronny serta Linda terlihat sesaat sama-sama pandang, tetapi selanjutnya setuju tidak berani menantang permintaanku. Karena itu di satu persimpangan Ronny memutar balik haluan, selanjutnya melaju ke arah rumahku yang sedikit cukup dibagian selatan pusat kota.

Sesudah tahu kendaraan yang kami menunggangi ke arah arah balik, karena itu saya juga selekasnya ingat pada pekerjaan ingin membalas kesenangan yang sudah diberi Alvin.

"Kamu.. belum keluar, ya, sayang.. kontolmu masih ngaceng keras.. agar saya buat keluar, yaa..," kataku sekalian mengusung kepala Alvin selanjutnya memagut bibir, serta kami kembali lagi berciuman lumayan lama.

Tanpa ada melepas bibir serta lidah kami yang sama-sama berjalin, saya mengusung badanku pelan-pelan hingga dikit demi sedikit kontol Alvin keluar dari jepitan memekku. Mendekati kepala kontolnya terlepas segera tangan kiriku ke arah bawah untuk menyambutnya serta memegangnya. Berasa sekali kontol Alvin demikian licin sebab basah oleh cairan orgasme tadi sudah keluar dari memekku.

Sekalian sedikit kukocok-kocok kontol yang licin itu, saya berbisik pada Alvin, "Kamu sempat di 'tits-fucking,' dientot pakai payudara, sayangg.. Sini saya kasih tits-fucking sekalian kadang-kadang saya sedot kontolmu dengan mulutku yang haus ini, yaa..?".

"Belum.. sempat, ohh.. asyik sekali.. semenjak sebelumnya saya telah tertarik sama susu gedenya Tante Tarsih.. asyik sekali sepertinya diapit disana.. mari, dong, Tante.. Al telah tidak tahan nih..," jawab Alvin terlihat telah tidak sabar.

"OK sayang.. sini taro kontolmu antara susu Tante..," kataku sekalian menyokong ke-2 susuku dengan ke-2 tanganku.

Posisiku cukup sedikit turun dari jok mobil, sesaat Alvin sedikit naik dengan arahkan kontolnya antara sela dua bukit payudaraku. Saat datang disana langsung saya sambut serta saya pencet payudaraku sampai menjepit kontol Alvin.

"Ahh.. uuhh.. Tantee..," lenguh Alvin kesenangan sekalian mulai mengocok-kocokan kontolnya disana.

Kontolnya yang lumayang panjang serta gemuk, kadang-kadang sisi kepalanya sentuh daguku. Dengan demikian mempermudah saya untuk dapat menyambutnya dengan mulutku.

Dengan sedikit merunduk dengan mulut sudah siap terbuka, karena itu kontol Alvin juga kadang-kadang masuk di mulutku. Sesudah beberapa kocokan, Alvin hentikan pergerakannya. Saya tahu Alvin meminta kontolnya diisap, karena itu selekasnya juga saya merunduk cukup jauh kembali hingga beberapa kontolnya dapat masuk dalam mulutku. Kutahan serta kubiarkan tenggelam disana untuk sesaat, saat di kuemut-emut mulutku sekalian menggerak-gerakan lidahku menyentuh-sentuh tangkai serta kepala kontol Alvin. Ohh.. mengagumkan sekali, saya dapat merasai langsung sisa cairanku sendiri di kontol Alvin.

Adegan serta wanginya cairan memekku sendiri ini benar-benar membuatku terangsang kembali lagi. Nafsuku untuk bersetubuh telah kembali lagi sembuh, ingin sebenarnya saya selekasnya naik kembali lagi tunggangi kontolnya Alvin. Tetapi kuputuskan untuk melanjutkan memberi tits-fucking sekalian melomoh-lomoh kontolnya serta kadang-kadang kusedot-sedot, kuisap-isap.

Alvin sendiri terlihat sekali berasa nikmat serta bahagia dengan service itu, "Oohh.. emmhh.. sangat nikmat rasanyaa.. Tantee.. teruss.. kempit terus dengan susu tante yang gede itu.. ohh.. ya, sedott, jangan stop.. tantee.. enakp, wah telah kuduga tante ini hebat.. saya ingin deh tiap hari ngentot sama Tante Tarsih," kicaunya.

Mendapatkan pujian itu ditambah berahiku sendiri, karena itu saya semakin semangat menjepitkan susuku serta nyedot kontolnya sampai pipiku kempot karena sangat kuatnya. Kurasakan pergerakan maju-mundurnya Alvin juga semakin deras, kontolnya berasa sangat tegang sekali, saya tahu itu ialah pertanda Alvin telah semakin dekat ke pucuk kenikmatannya. Tidak ayal saya juga menyeimbangi beberapa gerakan pantatnya dengan makin semangat.

Sampai selang beberapa saat, "Oohh tantee.. teruuss.. saya hampir.. telah dekatt.. teruss.. ohh.. uhh.. mmhh.. ohh.. uhh.. mmhh.., saya tidak tahan lagii.. keluarin dimana tantee..," erangan serta kicauan Alvin bersatu aduk.

"Keluarin di mulutku saja.. sayangg.. ohh.. silahkan penuhi mulut tante yang lapar ini dengan spermamu yang hangat.. mari keluarin.. sayangg," jawabku ingin selekasnya lihat pasanganku capai pucuk kegembiraannya.

"I.. i.. inilah tantee.. saya keluarr.. huuhh.. ahh..," teriak Alvin, bertepatan dengan itu kurasakan kontolnya jadi super tegang disertain meletupnya semburan air mani dari kontolnya sampai mengenai pangkal tenggorokanku.

Sangat banyak air mani yang dia mengeluarkan sampai mulutku tidak mampu menampungnya. Beberapa langsung kutelan, beberapa lagi kubiarkan keluar di atas ke-2 payudaraku sekalian tidak henti-hentinya saya lanjutkan mengocok kontolnya. Mengagumkan sekali, saat kukocok di luar juga sperma Alvin masih membludak begitu banyak hingga membanjiri semua permukaan buah dadaku, selanjutnya meleleh turun membasahi beberapa perutku.

"Mmhhmmffhh.. Al, sayangku.. mengagumkan banyak sampai banjir..," kataku sekalian berkurang air maninya yang turun ke perut untuk selanjutnya kujilati melalui tanganku sampai bersih. Begitupun yang membasahi buahdada-ku, saya coba untuk menyendoknya dengan tangan selanjutnya saya lahap juga, lalu dengan menyengaja kuperlihatkan pada Alvin saat menjilat jari-jariku yang masih tetap bersisa air maninya, berkali-kali kujilat sampai bersih. Selang beberapa saat terdengar keseruan di bangku depan, Linda 1/2 berteriak-teriak sekalian mengocok kontol Ronny yang tetap di belakang kemudi.

"Ayoo.. Ronny-ku, mengeluarkan.. selesaikan sayang.. saya tidak mau kalah sama Teh Tarsih.. saya juga ingin sperma hangatmu.. mari mengeluarkan."

"I.. i.. iya tante Linda, kocok terus, saya hampir, kocok yang keras.. ehh.. sekalian diemut lagi.. tante..," pinta Ronny.

Kemudi mobil sedikit cukup bergoyang, saya serta Alvin sama-sama berpandangan lalu tersenyum. Kontol Alvin yang telah melempem masih di elusan tanganku, Alvin juga dengan mesra tidak lepas-lepasnya mengelus bibir memekku sekalian mengecup-kecup puting payudaraku. Ternyata ia benar-benar kagum oleh kebesaran buah dadaku.

Kembali lagi suara Ronny terdengar, "Yaa.. yaa.. ahh.. uhh.. ya tante, hampir tante.. saya ingin keluar nihh.."

"Ya, ya, ya, mengeluarkan saja di mulutku," kata Linda yang ternyata tidak ingin kalah dengan saya.

"Emmhh.. ahh.. tantee.. saya keluarr..," erangan panjang lepas dari mulut Ronny.

Tetapi dapat kupastikan Linda sedang repot dengan limpahan sperma pasangannya. Tidak ayal, mobilku juga jadi penuh oleh aroma seks. Saya sendiri, anehnya, berasa demikian bahagia serta benar-benar nikmati permainan yang nikmat ini. Tanpa ada berasa mobil yang kami naiki telah ada di muka gerbang rumahku.

Linda mendadak bangun dari bangku depan lalu menanyakan kepadaku, "Eh, Teh Tarsih.. ini benar, serius.. bagaimana jika suamimu ada di dalam rumah?"

"Serius, serta memang saya ingin dia paham," jawabku tegas.

"Yang bener?" bertanya Linda lagi masih sangsi.

"Bener, mari Ronny masuk saja jangan ragu-ragu," kataku.

"Baik, tante," jawab Ronny sekalian memasukkan mobil.

"Ya, kelak kita lanjutkan lagi permainannya, ya!" sambungku dengan suara merayu.

Mobil juga masuk ke halaman rumah, langsung masuk garasi serta kami selekasnya turun dengan baju semasing yang masih tetap amburadul. Bajuku basah dibagian depan sebab terserang limpahan spermanya Alvin.

Tamat Artikel Berkaitan

Comments

Popular posts from this blog

Nilai ujian - 1

Nilai ujian - 2

Nilai ujian - 3